TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah dan Bank Indonesia sepakat untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai fokus utama sumber pendapatan devisa. Percepatan penerimaan devisa diharapkan dapat memperbaiki defisit transaksi berjalan (CAD) bahkan menjadi surplus dalam beberapa tahun ke depan.
Baca: Sektor Pariwisata Merugi Hingga Rp 1 Triliun Akibat Gempa Lombok
“Potensi dari pariwisata besar sekali, karena dia masuk tiga besar penyumbang devisa terbesar, kalau konsisten terus CAD diharapkan lebih positif,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, di Yogyakarta, Rabu 29 Agustus 2018.
Sebelumnya, defisit di akhir tahun ini diprediksi melebar hingga US$ 25 miliar akibat derasnya aliran impor, khususnya barang modal. Sebagai kompensasi pemerintah dan bank sentral harus mencari jalan tengah untuk menambah pemasukan devisa dan menjaga neraca tetap positif.
Di tengah himpitan gejolak perekonomian global dan gejolak nilai tukar rupiah, sektor pariwisata diharapkan dapat mendorong peningkatan suplai devisa yang lebih stabil. Sebab, investasi atau aliran modal portofolio di pasar keuangan dan pasar modal cenderung lebih rentan. “Sebenarnya CAD untuk Indonesia sepanjang tidak melebihi 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) masih aman, tapi kami semua ingin bisa turun lebih cepat, agar lebih aman di tengah kondisi global yang tidak stabil,” kata Perry.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan berujar pemerintah memandang pariwisata sebagai solusi tercepat dan mudah untuk mengatasi tekanan pelebaran CAD, yang tahun lalu defisitnya mencapai US$ 17,5 miliar. “Tapi dengan langkah-langkah ini kami melihat tahun depan mungkin CAD kita akan hampir nggak ada atau ke arah nol,” ucapnya.
Terlebih, pemerintah juga mengimbangi kebijakan tersebut dengan upaya lainnya, salah satunya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dengan campuran 20 persen minyak sawit (B20) untuk kendaraan pribadi. “Ini mengurangi impor minyak mentah, penghematannya bisa sampai US$ 2 miliar tahun ini, dan tahun depan bisa US$ 8-10 miliar, jelas bisa membantu CAD kita,” katanya. Dia pun berharap produksi dan harga komoditas kelapa sawit dapat meningkat.